Kemarin sore admin taman baca mendapatkan email dari seseorang yang ingin sekali bisa ikut
berpartisipasi dalam pendirian Taman Baca ini. Wiuhhhh..indah sekali rasanya, karena
bertambah lagi satu orang yang mempunyai kepedulian untuk mengikis kemiskinan intelektual di
negeri ini. Dia mengatakan kesediaannya untuk jadi relawan alias volunteer alias
sukarelawan… lanjutannya… »
Pfuihh….aku ambil gitar dan mulai melantunkan… itu sebenarnya yang sering aku
lakukan setiap bangun pagi sembari menikmati minuman hangat pagi hari. Tapi hari ini lagunya
berganti syair, ..aku ambil gergaji dan mulai memotong… begitulah hari ini aku mulai
tadi. Aku coba memotong papan-papan kayu yang akan aku bikin untuk dijadikan contoh rak buat
Taman Baca ini.
Hari ini, salah satu anggota tim Taman Baca akan melakukan presentasi pembuatan website di
Jakarta International School. Dan mohon doa dari teman-teman semua agar berhasil dan sukses
sampai terjadinya kontrak pembuatan. Karena memang taman baca sedang membutuhkan banyak
tambahan biaya.
Salam.
Mungkin belum banyak kemajuan yang bisa di dapat dalam langkah pendirian Taman Baca ini. Dari
beberapa teman yang didatangi dan diketuk pintunya untuk memberikan support yang terutama
berupa buku-buku anak usia SD-SMA masih belum juga terlihat janjinya. Tapi biarkanlah itu
menjadi sedikit hiburan buatku mencobanya. Paling tidak sudah mencoba. Lagi pula pendirian
Taman Baca ini boleh dibilang masih baru, meskipun kalau bicara skala pribadi, ini merupakan
sudah kesekian kalinya.
Dalam sebuah perjumpaanku dengan Mbok Tiyem, di daerah Indramayu, sempat terjadi percakapan
yang menggugah setiap detik langkah yang ingin aku lakukan.
“Mau kemana nak??” sapa Mbok Tiyem,
“Mau ke Depok mbah…” sahutku.
“Ohh… Jaman dulu simbah kalau perang sampai daerah sana” sambungnya.
“Wah… tahun berapa itu mbah?” aku tertarik.
“Iya, dulu aku jalan kaki dari Jogjakarta menuju Jakarta bareng rombongan Pak Dirman
(Jendral Sudirman maksudnya) sekitar tahun 1948 (ini kalau saya nggak salah dengar yah,
soalnya rame dipinggir jalan raya)”. lanjutannya…
»
Sekembalinya dari lokasi pendirian Taman Baca, aku malah tidak bersemangat untuk tidur.
Karena ingin secepatnya bisa menyusun perencanaan buat berdirinya Taman Baca, dengan
menitiberatkan program jangka pendek. Karena kalu pendek saja nggak bisa, bagaimana yang
panjang.
Pukul 06.28 pagi, aku bangun dan langsung memastikan keperluan-keperluan yang dibutuhkan
untuk perjalanan dari Depok-Jakarta-Sukabumi-Cianjur. Sebelum ada yang ketinggalan. Tidak
lupa memastikan keberadaan teman-teman yang mau ikut berangkat ke lokasi pendirian Taman
Baca. Setelah nengok kiri kanan sudah pasti semua, langsung deh menuju Taman Mini Mall
sebagai tempat janjian ketemu sebelum berangkat.
Setelah melihat
hasil jepretan foto-foto lokasi, akhirnya dapat juga satu kesimpulan untuk kebutuhan
pendirian Taman Baca ini.
1. Buku-buku umum untuk anak usia SD-SMA, jenis-jenisnya;
- Sosial dan Pengetahuan Alam
- Teknologi (industri, komputer, elektronik)
- Sastra dan cerpen (fiksi dan non fiksi)
- Komik (dibatasi cukup 50 buku)
- Majalah pendidikan dan pengetahuan (non doktrin)
- Sejarah
2. Karpet, antisipasi biaya pembuatan bangku yang jelas lebih butuh banyak biaya.
3. Rak buku
4. Cat Tembok dan ornamennya.
5. Renovasi ruangan.
Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya Tim
Rider yang
berangkat untuk mensurvey lokasi buat Taman Baca yang kedua ini datang berikut
laporannya yang menumpuk. Aku coba untuk menuliskan
disini dengan lebih singkat dan (semoga) jelas. Sebuah
fakta yang mampu membuat saya
bergetaran membacanya. Mungkin bagi kita yang sudah terbiasa hingar
bingar di kota dan mempunyai apapun dari
waktu, kesempatan, tempat dan lokasi untuk belajar hal
seperti ini tidak akan terpikirkan, karena kita
tidak mengalaminya.