Perjalanan Jakarta-Sukabumi-Cianjur

January 18th, 2009 by Kika

Pukul 06.28 pagi, aku bangun dan langsung memastikan keperluan-keperluan yang dibutuhkan untuk perjalanan dari Depok-Jakarta-Sukabumi-Cianjur. Sebelum ada yang ketinggalan. Tidak lupa memastikan keberadaan teman-teman yang mau ikut berangkat ke lokasi pendirian Taman Baca. Setelah nengok kiri kanan sudah pasti semua, langsung deh menuju Taman Mini Mall sebagai tempat janjian ketemu sebelum berangkat.

Pukul 08.30, akhirnya semua sudah berkumpul dan langsung naik masuk tol menuju TKP. Disini sembari saling menyapa kabar, aku perkenalkan Edwin temanku kepada peserta survey kali ini. Ada Mbak Dhama yang memposisikan diri sebagai Driver dengan alasan ingin memanaskan mobil yang lama ga dipake (manasin mobil sampai cianjur..wah wah..). Juga pak Fauzi dan istri Nadira teman akrabku, beliau berdua adalah dua dari beberapa orang yang selalu ingin ikut dengan kegiatan yang aku prakarsai dan lakukan, terutama yang berhubungan dengan masalah sosial. Rencananya Fitra salah satu teman relawan yang awalnya akan ikut, jadi tidak bisa ikut karena ada telpon jadwal masuk studio (karena profesinya sebagai sound engineer).

Di dalam mobil, rame ngobrolin langkah-langkah serta kemungkinan-kemungkinan kondisi lapangan yang akan terjadi, kemungkinan halangan dan kemungkinan kemajuan dari survey yang sudah dilakukan sebelumnya. Karena aku sebelum berangkat sudah dapat kabar masalah perijinan dan harus utak-atik-otak untuk kemungkinan terjadinya penolakan dari lingkungan ataupun dari birokarsi setempat. Menilik pengalaman yang sudah-sudah, birokrasi setempat pasti akan ada dan mungkin bisa melelahkan dengan tidak menutup mungkin “menjengkelkan” (ohh pemerintah.. I love you but I hate you..). Tanpa terasa mobil memasuki kota Bogor, dari kota Bogor kami sudah sedikit bingung karena penunjuk jalannya sedang tidak ikut. Namun dengan tanya kanan kiri, akhirnya bisa juga memasuki jalan yang benar menuju Sukabumi.

Pukul 11.39, kami menyempatkan diri untuk istirahat mengisi amunisi perut yang sudah mulai nge-rock. Udara dingin sudah mulai terasa dan sangat menyegarkan, berbeda jauh dengan kondisi Jabodetabek yang seakan penuh sesak dengan kepulan asap. Sembari makan, kami tertarik membicarakan Baliho-baliho caleg yang sedang narsis berpose. Kata Mbak Dhama, foto mereka yang tersenyum seakan-akan sedang menyeringai siap memakan korban atau tersenyum karena melihat bakal banyak duit diperolehnya. Kata-kata yang menohok bila mereka bisa dengar (tapi kayaknya sih mereka ga dengan soalnya mereka kan tuli semua). Keanehan-keanehan yang dipertontonkan para caleg menjadi bahan mengasyikkan bagi kami menggunjingkan bahkan mengolok-olok mereka. Hitungan puluhan juta bahkan ratusan atau milyar yang mereka keluarkan untuk kampanye ternyata banyak yang tidak menyentuh secara efektif. Contoh mudah, ya masalah pendidikan.

Ketika selesai makan dan sudah mencapai Kecamatan Gekbrong, aku sempatkan telpon Tedy dan Ade agar menunggu di depan jalan supaya mudah bagi kami menemukan mereka. Tapi tetap saja nyasar jauh menuju kota Cianjur (huh kata mbak dhama). Sekitar 30 menit kemudian akhirnya ketemu juga dengan teman-teman yang sudah menunggu di depan jalan menuju Lokasi Pendirian Taman Baca. Setelah sedikit basa-basi, kami langsung gabung dan menuju ke lokasi. Beberapa menit setelah melewati jalan halus, mulailah kami memasuki jalan kasar seperti sungai berbatu yang kering. Dan herannya tetap saja ada gambar caleg yang masuk ke dalam desa ini, tapi masih tetap membiarkan jalanan berbatu dilewati oleh penduduk desa.

Begitu sampai di lokasi, aku dan tim langsung mengetuk pintu bapak ketua RT yang akan wilayahnya akan ditempati dan kemudian diajak untuk menemui wakil RT yang kebetulan adalah pengelola tempatnya. Kemudian pak RT kembali menanyakan tujuan asli dan asal-usul untuk mendirikan Taman Baca ini. Karena berhubung sedang marak kampanye (lagi-lagi kampanye), maka mereka ingin tahu ada apa sebenarnya. Dengan sedikit hati-hati aku coba menjelaskan kepada beliau. Karena bagaimanapun mereka adalah tuan rumah dan berhak untuk tahu. Setelah panjang lebar aku terangkan, akhirnya Pak RT dan wakilnya sepaham dan sepakat dengan rencana pendirian Taman Baca ini. Betapa langsung senyumku yang kaku ini langsung mengembang dengan luwes indah seperti lembayung senja yang terlihat dari puncak gunung. Dengan menanamkan pemahaman kepada beliau bahwa Tim ini datang tidak untuk memberi uang ataupun materi dalam berbagai bentuk kecuali buku dan pengetahuan yang sedikit ini untuk berbagi bersama warga setempat.

Harapan untuk melihat berdirinya Taman Baca ini semakin membuncah. Aku tidak kuasa untuk tidak berbagi kebahagiaan kepada teman-teman yang mendukung pergerakanku yang masih sepenggal ini. Rayuanku untuk mengajak Mbak Dhama, Mbak Nadira dan suaminya untuk ikut datang melihat langsung kondisi lapangan serasa tidak sia-sia. Meskipun aku sadar perjalanan pendirian masih jauh.

Note: Photo bisa dilihat di Gallery.

7 Responses to “Perjalanan Jakarta-Sukabumi-Cianjur”

  1. lovepassword Says:

    Teruskan perjuanganmu teman. SIP Markusip

  2. admin Says:

    Terima kasih atas supportnya, perjalanan masih jauh kok mas.

  3. ardisonic.com Says:

    insya allah klo ada yang bisa saya lakukan untuk berdirinya taman baca ,saya akan mendukung idenya mas insya allah

  4. pujangga muda Says:

    terakhir aku pernah berkunjung ke taman baca atau apa namanya di tangerang beberapa tahun yang lalu dan sekarang dah keren perjuangannya sampai ke blog. terus mas semangat bangun negeri ini, anak anak negeri ini.

  5. budiawanhutasoit Says:

    thanks mas..saya akan dukung. kira2 caranya gimana?

  6. prihandoko Says:

    Detik-detik kelahiran menjelang, sambil berharap2 cemas, menantikan sang jabang bayi lahir ke dunia ini.

  7. fata Says:

    hmm..ini maksud sms kamu : jadi semangat nih!

Leave a Reply

RSS Feed